Rabu, 29 Desember 2010

Pantun


Tingkap papan kayu bersegi,
Sampan sakat di Pulau Angsa;
Indah tampan kerana budi,
Tinggi bangsa kerana bahasa.
===========================
Buah berangan masaknya merah,
Kelekati dalam perahu;
Luka di tangan nampak berdarah,
Luka di hati siapa yang tahu.
=============================
Dari mana punai melayang,
Dari paya turun ke padi;
Dari mana datangnya sayang,
Dari mata turun ke hati.
============================
Pucuk pauh delima batu,
Anak sembilang di tapak tangan;
Tuan jauh di negeri satu,
Hilang di mata di hati jangan.
==================================
Kalau tuan jalan ke hulu,
Carikan saya bunga kemboja;
Kalau tuan mati dahulu,
Nantikan saya di pintu syurga.
=========================
Halia ini tanam-tanaman,
Ke barat juga akan condongnya;
Dunia ini pinjam-pinjaman,
Akhirat juga akan sungguhnya.
==========================
Malam ini merendang jagung,
Malam esok merendang serai;
Malam ini kita berkampung,
Malam esok kita bercerai.
========================
jalan-jalan ke kota paris
banyak rumah berbaris-baris
biar mati diujung keris
asal dapat dinda yang manis…
ke cimanggis membeli kopiah
kopiah indah kan kau dapati
begitu banyak gadis yang singgah
hanya dinda yang memikat hati
jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati
darimana datangnya sawah
dari sawah turun ke kali
darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati
============================
Bau-bau jembatan tujuh,,
tempat memungut sebuah lolah,,
kalau adinda udah setujuh,,
tunggulah saya tamat sekolah,,
Pisang nangka buat kolak
Jambu biji diblendrin
Kalo nona tetep galak,
Lebaran depan ga dimaapin
menaiki kereta merknya honda
pergi selayang kerumah hanapi
bila cinta mekar di dada
siang terkenang malam termimpi
anak unta siapa yg punya
menangis iba kehilangan ibu
bila cinta sudah menyapa
rindu mulai membara dikalbu
mulanya duka kini menjadi lara
teman tiada hanyalah sendu
bila rindu mulai membara
itulah tanda cinta berpadu
hati berdetik dalam cahaya,
seperti belati menikam dada
Cinta abadi kekal selamanya
Musim berganti tapi wajah takkan lupa
cinta datang tak berwaktu
perasaan senang,sedih dan pilu tak menentu
semua hadir tanpa permisi
untuk mencoba mengisi hati
hati-hati minum digelas
kalau terlepas pecahlah nanti
cinta hati selalunya ikhlas
cinta buta yang makan hati
cinta tak memandang bulu
cinta juga tak mengenal waktu
rasakan cinta dihatimu
betapa indah mengikis kalbu
bila terluka berkata begitu
hingga terlupa cinta yang suci
cinta manusia memanglah begitu
cinta padaNYA cinta yang sejati
terluka hati karna kata udah biasa
namun terluka karna usia sungguh asa
bila kata dianggap tak bermakna
tapi usia adalah segalanya
Untuk menjadi seorang perwira
Harus bertapa di dalam gua
Kalau cinta kukuh di jiwa
Biar melayang kembali jua
papua tanah impian jiwa
kubermimpi melayang terbang kesana
teman sehati selalu bersua
karena tak bisa terpisahkan begitu saja
panah cinta tlah menancap…
kedua hati pun menyatu…
asmara semakin mendekap…
cinta takkan berlalu…
anak ayam turun ke kali
bermain air riang gembira
betapa senangnya bisa ngejunk lagi
memburu kata mengejar tawa
minum arak pahit rasanya…
tidak cocok untuk anak kuliah…
apalah daya sudah usaha…
belum apa-apa sudah binasah…
sunggulah indah si burung pipit
terbang yang tenang si burung dara
bila ku tahu bercinta sakit
takkan ku mulai dari semula
orang palembang menanam padi
negeri malaka negeri seberang
putus cinta jangan bersedih
dunia ini masih panjang
burung kakatua
hinggap dijendela
siapa yang jatuh cinta
pasti cemburu buta
Burung kakak tua udah tak berdaya
Burung adik muda terbang ke angkasa
Makasi kakek telah berjuang bela negara
Sekarang adek bahagia di hari MERDEKA
kucing kurus mandi dipapan
papan nya sikayu jati
aku kurus bukan karena kurang makan
tetapi mikirin sijantung hati
disana gunung disini gunung
ditengah tengah gunung berapi
kesana bingung kesini bingung
itulah namanya jatuh hati
=====================================
kumpulan pantun cinta – pantun humor – pantun lucu – sms pantun – pantun aneh – pantun gaul – pantun jayus – pantun gombal
——————————————————-
cinta adalah buta…
buta adalah cinta…
ketik C spasi D…
cape D…
(Ket: pantun gaya baru,pola AABB)
===================================
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik
=======================
Pria:
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik
Wanita:
Banyak buah semangka dibawa dalam sampan
Banyak anak jejaka cuma Abang yang tampan
Pria:
Berjuta bintang di langit
Satu yang bercahaya
Berjuta gadis yang cantik
Adiklah yang kucinta
Wanita:
Pandai Abang merayu, hatiku rasa malu
Pria:
Rumah atapnya tinggi terbuat dari bambu
Cuma Adik kupilih dan yang selalu kurindu
Wanita:
Gunung puncaknya tinggi tertutup oleh salju
Memang Abang kupilih dan yang selalu kurindu
=============================
Jika tuan mudik ke hulu
Carikan saya bunga kemboja.
Jika tuan mati dahulu
Nantikan saya di pintu surga.
===============================
Batang buluh berisi santan,
Bunga mawar seri pengantin,
Untung sungguh nasib badan,
Ada penawar zahir batin.
=============================
rancak gagah silat pahlawan
bertahan di kanan menyerang di kiri
tatkala bulan dilindung awan
mengapa pungguk berdiam diri?
============================
coblos PKS:
Wahai teman yang ingin mapan
Jangan anda berpangku tangan
Indonesia pasti maju terdepan
Kalau anda pilih nomor delapan
Duduk sendiri di muka serambi
Sungai Musi di Pulau Harapan
Tekad di hati pilihan diri
So pasti nomor delapan
Cantik selendang putri melayu
Menata bunga di atas nampan
Kalau ingin Indonesia maju
Pilih saja nomor delapan
Daripada bengong internet-an depan monitor ga ada kerja-an, mending kirim pantun buat temen lewat comment blog di bawah postingan ini. lumayan bermanfaat buat kita semua sekalian menghibur hati dan lomba-lomba mencapai kecakapan dalam berbahasa. Bermanfaat juga bagi pengunjung/visitor lain yang kekurangan inspirasi buat SMS temen, pacar, sanak sodara dan yang lainnya
kumpulan pantun cinta – pantun humor – pantun lucu – sms pantun – pantun aneh – pantun gaul – pantun jayus – pantun gombal

Hikayat Sri Rama

Ditulis oleh Administrator   
Kamis, 03 Desember 2009 07:33
Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka.
Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.

Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?" tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.
Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.
Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.
"Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah. "Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja.
Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat the, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri.
Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi.
Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas.
Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.
Moral : Kebaikan akan membuahkan hal-hal yang baik, walaupun kejahatan sering kali menghalanginya.

Ditulis oleh Administrator   
Kamis, 03 Desember 2009 07:33
Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka.
Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.

Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?" tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.
Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.
Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.
"Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah. "Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja.
Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat the, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri.
Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi.
Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas.
Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.
Moral : Kebaikan akan membuahkan hal-hal yang baik, walaupun kejahatan sering kali menghalanginya.

Ditulis oleh Administrator   
Kamis, 03 Desember 2009 07:33
Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka.
Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.

Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?" tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.
Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.
Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.
"Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah. "Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja.
Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat the, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri.
Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi.
Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas.
Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.
Moral : Kebaikan akan membuahkan hal-hal yang baik, walaupun kejahatan sering kali menghalanginya.

HIKAYAT SRI RAMA

Prabu Dasaratha dari negeri Ayodya memiliki empat putra; Rama, Bharata, Laksmana dan Satrughna. Maka suatu hari seorang resi bernama Wiswamitra memohon bantuan Sri Paduka Dasaratha untuk menolongnya membebaskan pertapaannya dari serangan para raksasa. Maka Rama dan Laksamana berangkat.
Di pertapaan, Rama dan Laksmana menghabisi semua raksasa dan kemudian mereka menuju negeri Mithila di mana diadakan sebuah sayembara. Siapa menang dapat mendapat putri raja bernama Sita. Para peserta disuruh merentangkan busur panah yang menyertai kelahiran Sita. Tak seorangpun berhasil kecuali Rama, maka mereka pun menikah dan lalu kembali ke Ayodya.
Di Ayodya Rama suatu hari akan dipersiapkan dinobatkan sebagai raja, karena ia adalah putra sulung. Namun Kaikeyi, salah seorang istri raja Dasaratha yang bukan ibu Rama berakta bahwa sri baginda pernah berjanji bahwa Bharata lah yang akan menjadi raja. Maka dengan berat hati raja Dasaratha mengabulkannya karena memang pernah berjanji demikian. Kemudian Rama, Sita dan Laksmana pergi meninggalkan istana. Selang beberapa lama, raja Dasaratha meninggal dunia dan Bharata mencari mereka. Ia merasa tidak pantas menjadi raja dan meminta Rama untuk kembali. Tetapi Rama menolak dan memberikan sandalnya (bahasa Sansekerta: pâduka) kepada Bharata sebagai lambang kekuasaannya.
Relief Sita yang diculik. Relief ini terdapat di Candi Prambanan, Jawa Tengah.
Maka Rama, Sita dan Laksmana berada di hutan Dandaka. Di sana ada seorang raksasi bernama Surpanakha yang jatuh cinta kepada Laksmana dan ia menyamar menjadi wanita cantik. Tetapi Laksmana tak berhasil dibujuknya dan malahan akhirnya ujung hidungnya terpotong. Surpanakha marah dan mengadu kepada kakaknya sang Rahwana (Rawana) dan membujuknya untuk menculik Sita dan memperistrinya. Akhirnya Rahwana menyuruh Marica, seorang raksasa untuk menculik Sita. Lalu Marica bersiasat dan menyamar menjadi seekor kijang emas yang elok. Sita tertarik dan meminta suaminya untuk menangkapnya. Rama meninggalkan Sita bersama Laksmana dan pergi mengejar si kijang emas. Si kijang emas sangat gesit dan tak bisa ditangkap, akhirnya Sri Rama kesal dan memanahnya. Si kijang emas menjerit kesakitan berubah kembali menjadi seorang raksasa dan mati. Sita yang berada di kejauhan mengira yang menjerit adalah Rama dan menyuruh Laksamana mencarinya. Laksmana menolak tetapi akhirnya mau setelah diperolok-olok dan dituduh Sita bahwa ia ingin memilikinya. Akhirnya Sita ditinggal sendirian dan bisa diculik oleh Rahwana.
Teriakan Sita terdengar oleh burung Jatayu yang pernah berkawan dengan prabu Dasaratha dan ia berusaha menolong Sita. Tetapi Rahwana lebih kuat dan bisa mengalahkan Jatayu. Jatayu yang sekarat masih bisa melapor kepada Rama dan Laksmana bahwa Sita dibawa ke Lengka, kerajaan Rahwana.
Kemudian Rama dan Laksmana mencari kerajaan ini. Di suatu daerah mereka berjumpa dengan kera-kera dan seorang raja kera bernama Bali yang menculik istri kakaknya. Akhirnya Bali bisa dibunuh dan istrinya dikembalikan ke Sugriwa dan Sugriwa bersedia membantu Rama. Akhirnya dengan pertolongan bala tentara kera yang dipimpin Hanuman, mereka berhasil membunuh Rahwana dan membebaskan Sita. Sita lalu diboyong kembali ke Ayodya dan Rama dinobatkan menjadi raja.

Selasa, 28 Desember 2010

aku bisa

Malam ini ku rasakan hancur hatiku
Mengenang kebodohanku
Yang terus memberi
Dan berharap menanti
Hingga ku lupa yang sepantasnya ku cari
Dalam sepi dunia ini


Aku menyesali khilafku
Dalam sepi yang terus ku sebut namamu
Walau sakit di setiap waktu
Ku tak pernah menyadari
Kesalahan yang akhirnya hancurkanku
Bersama bahagiaku

Penyesalan ini seaakan tiada guna
Tak mampu rubah segala
Yang telah terucap...yang telah terbuat...dan yang telah berakhir
Di sini akhirnya jua ku mengerti
Makna yang telah ku tinggalkan
Dan semua yang tak ku mengerti
Ingin ku akhiri hingga hari ini
Sampai akhirnya ku dapat menatap matahari
Dengan tegar...
Dan takkan tertunduk lesu
Hingga ku katakan padanya
Aku bisa lupakanmu...

11 komentar to Aku Bisa:

ridwan said...
wahhh bagus ya jangan putus asa dunia masih luas bagi para pencita
telaga merah said...
sayang... hati ini cuma satu.. tempat menampung seluruh cintamu.. melayang masuk ke alam cintaku.. jika bibirmu tiipis mengucapkan rindu.. seluruh urat nadiku jika matamu redup memandang senyum.. bahagia mengwangi di bunga menguntum.. jiwa ini hanya satu.. tempat merengkuh seluruh pelukmu.. wajah ini juga satu.. bersandar pada potert pink yang kamu pandang selalu.. kepada mu, gadis yg ku cinta.. genggamlah tanganku.menuju puncak bahagia... amien by.telaga merah

apa yang dia pikirkan

Kadang dia menjaga jaraknya dariku
Kadang dia kembali
Hingga ku tak mengerti apa yang sebenarnya
Dia pikirkan
Kadang dia tak seindah yang ku bayangkan
Namun kadang dia lebih indah dari semua yang pernah ada


Ku tak tau apa yang harus aku katakan
Agar kamu tak pernah pergi lagi
Karena kamu adalah suka dukaku
Yang ku tahu aku menginginkanmu
Tiada yang lain
Seperti waktu pertama kamu menatap aku
Kamu membuatku tak mampu berkata

Kadang dia memanggilku
Namun buatku menunggu
Hingga ku tak tahu apa yang sebenarnya
Dia pikirkan
Kadang dia seperti mengharapkanku di sampingnya
Namun kadang dia mengacuhkanku dari sisinya

Kadang dia pergi jauh dariku
Namun buatku menunggu
Kadang dia seperti mengharapkanku di sampingnya
Kadang dia tak seindah yang ku bayangkan
251107

Dunia Bola

BOLA INDONESIA

Persibo Susul PSM Makassar Mundur Dari ISL
28-12-2010 19:30
Manajemen Persibo Bojonegoro, Jatim, secara resmi mengirimkan surat pengunduran diri dari kompetisi Indonesian Super League (ISL) kepada Badan Liga Indonesia (BLI). Selengkapnya...
Selasa, 28-12-2010 18:33
Samsul Arief dan Rudi Widodo Dibidik Sriwijaya FC
Sriwijaya FC mengincar dua penyerang Persibo Bojonegoro, Samsul Arief dan Rudi Widodo, untuk dijadikan pemain pada putaran kedua LSI. Hal ini dikatakan Asisten Manajer klub asal Sumatra Selatan itu, Jamaluddin.

Selasa, 28-12-2010 17:30
Enggan Disalahkan, Nurdin Halid Terus Berkelit

 
Nurdin Halid memang pandai berkelit. Tatkala sebagian besar orang menyatakan bahwa kekalahan timnas di kandang Malaysia disebabkan olehnya, Nurdin justru menuding teror yang dilancarkan pihak Malaysia sebagai penyebab utama kegagalan mereka.

Selasa, 28-12-2010 15:30
LPI Optimis Bergulir Bakal Sesuai Rencana

 
Meski diragukan banyak pihak, konsorsium Liga Primer Indonesia tetap bergeming. Mereka tetap optimis bakal bisa mulai menggulirkan LPI sesuai waktu yang telah mereka jadwalkan, 8 Januari 2011 mendatang.

Selasa, 28-12-2010 14:00
Kim Jeffrey Dibajak Pelita? Siapa Bilang?

 
Kabar bahwa Kim Jeffrey Kurniawan bakal bergabung dengan Pelita Jaya Karawang bisa jadi tak lebih dari sekedar bualan belaka. Manajer Pelita Jaya, Lalu Mara Satria Wangsa mengaku bahwa sampai saat ini, belum ada pembicaraan apapun dengan pihak Kim.

Selasa, 28-12-2010 13:00
Nurdin Halid (Kembali) Panen Kecaman

 
Ulah PSSI yang, bagi sebagian orang, mempolitisasi prestasi Timnas Indonesia, berbuntut panjang. Sejumlah tokoh dan politikus ramai-ramai angkat bicara dan mengecam Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid.

Senin, 27-12-2010 22:15
BLI Sudah Terima Surat Pengunduran Diri PSM

 
Surat pengunduran diri PSM dari kompetisi Indonesia Super League (LPI) telah diterima pihak Badan Liga Indonesia di Jakarta, Senin.

Minggu, 26-12-2010 21:30
Persipura Tak Merasa Diuntungkan Krisis PSM
Tim Persipura Jayapura tidak merasa diuntungkan dengan krisis yang terjadi di kubu PSM saat saling berhadapan dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL), 6 Januari 2011.

Minggu, 26-12-2010 20:15
Gabung LPI, Persibo Akan Jajal Bajul Ijo
Tim Persibo Bojonegoro, Jatim, semakin mantap hengkang ke LPI dengan menjajal Persebaya dalam pertandingan uji coba di Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya pada tanggal 30 Desember 2010.

Minggu, 26-12-2010 19:30
Budigol Fokus Pulihkan Fisik
Penyerang Sriwijaya Football Club Budi Sudarsono menyatakan fokus mengembalikan kondisi fisik, setelah pulih dari cedera panjang yang mendera selama tiga bulan.

Minggu, 26-12-2010 19:15
PSM Terancam Batal Uji Coba Lawan Persebaya
Rencana PSM Makassar menggelar laga uji coba menghadapi Persebaya yang dijadwalkan 28 Desember 2010 terancam batal.

Arti Sahabat

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABATMU
Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu

Sahabat

Persahabatan
Dan seorang remaja berkata,
Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia  menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati,
yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata Tidak
di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata Ya.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya;
kerana tanpa ungkapan kata, dalam  persahabatan,
segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi,
dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya,
mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya,
bukanlah cinta,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika  kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan,
biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Karena dalam titisan kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

Betapa puisi persahabatan tersebut terasa penuh makna kehidupan yang tidak pernah akan kering karena disirami oleh rasa percaya akan sesama sahabat yang begitu melekat dalam hati.
Jika Anda ingin membuat puisi persahabatan, maka sebenarnya tidak ada ketentuan baku yang membatasinya. Anda bisa secara bebas menuangkan isi hati Anda. Adapun letak kesuksesan puisi ini tentu saja ketika bisa dinikmati oleh banyak orang, akan kedalaman makna persahabatan yang terkandung didalamnya.

Rabu, 22 Desember 2010

POTENTIAL ENERGY

Potential energy

In discussing gravitational potential energy in PY105, we usually associated it with a single object. An object near the surface of the Earth has a potential energy because of its gravitational interaction with the Earth; potential energy is really not associated with a single object, it comes from an interaction between objects.
Similarly, there is an electric potential energy associated with interacting charges. For each pair of interacting charges, the potential energy is given by:
electric potential energy: PE = k q Q / r
Energy is a scalar, not a vector. To find the total electric potential energy associated with a set of charges, simply add up the energy (which may be positive or negative) associated with each pair of charges.
An object near the surface of the Earth experiences a nearly uniform gravitational field with a magnitude of g; its gravitational potential energy is mgh. A charge in a uniform electric field E has an electric potential energy which is given by qEd, where d is the distance moved along (or opposite to) the direction of the field. If the charge moves in the same direction as the force it experiences, it is losing potential energy; if it moves opposite to the direction of the force, it is gaining potential energy.
The relationship between work, kinetic energy, and potential energy, which was discussed in PY105, still applies:

An example

Two positively-charged balls are tied together by a string. One ball has a mass of 30 g and a charge of 1 ; the other has a mass of 40 g and a charge of 2 . The distance between them is 5 cm. The ball with the smaller charge has a mass of 30 g; the other ball has a mass of 40 g. Initially they are at rest, but when the string is cut they move apart. When they are a long way away from each other, how fast are they going?
Let's start by looking at energy. No external forces act on this system of two charges, so the energy must be conserved. To start with all the energy is potential energy; this will be converted into kinetic energy.
Energy at the start : KE = 0
PE = k q Q / r = (8.99 x 109) (1 x 10-6) (2 x 10-6) / 0.05 = 0.3596 J
When the balls are very far apart, the r in the equation for potential energy will be large, making the potential energy negligibly small.
Energy is conserved, so the kinetic energy at the end is equal to the potential energy at the start:
The masses are known, but the two velocities are not. To solve for the velocities, we need another relationship between them. Because no external forces act on the system, momentum will also be conserved. Before the string is cut, the momentum is zero, so the momentum has to be zero all the way along. The momentum of one ball must be equal and opposite to the momentum of the other, so:
Plugging this into the energy equation gives:

Electric potential

Electric potential is more commonly known as voltage. The potential at a point a distance r from a charge Q is given by:
V = k Q / r
Potential plays the same role for charge that pressure does for fluids. If there is a pressure difference between two ends of a pipe filled with fluid, the fluid will flow from the high pressure end towards the lower pressure end. Charges respond to differences in potential in a similar way.
Electric potential is a measure of the potential energy per unit charge. If you know the potential at a point, and you then place a charge at that point, the potential energy associated with that charge in that potential is simply the charge multiplied by the potential. Electric potential, like potential energy, is a scalar, not a vector.
connection between potential and potential energy: V = PE / q
Equipotential lines are connected lines of the same potential. These often appear on field line diagrams. Equipotential lines are always perpendicular to field lines, and therefore perpendicular to the force experienced by a charge in the field. If a charge moves along an equipotential line, no work is done; if a charge moves between equipotential lines, work is done.
Field lines and equipotential lines for a point charge, and for a constant field between two charged plates, are shown below:

An example : Ionization energy of the electron in a hydrogen atom

In the Bohr model of a hydrogen atom, the electron, if it is in the ground state, orbits the proton at a distance of r = 5.29 x 10-11 m. Note that the Bohr model, the idea of electrons as tiny balls orbiting the nucleus, is not a very good model of the atom. A better picture is one in which the electron is spread out around the nucleus in a cloud of varying density; however, the Bohr model does give the right answer for the ionization energy, the energy required to remove the electron from the atom.
The total energy is the sum of the electron's kinetic energy and the potential energy coming from the electron-proton interaction.
The kinetic energy is given by KE = 1/2 mv2.
This can be found by analyzing the force on the electron. This force is the Coulomb force; because the electron travels in a circular orbit, the acceleration will be the centripetal acceleration:
Note that the negative sign coming from the charge on the electron has been incorporated into the direction of the force in the equation above.
This gives m v2 = k e2 / r, so the kinetic energy is KE = 1/2 k e2 / r.
The potential energy, on the other hand, is PE = - k e2 / r. Note that the potential energy is twice as big as the kinetic energy, but negative. This relationship between the kinetic and potential energies is valid not just for electrons orbiting protons, but also in gravitational situations, such as a satellite orbiting the Earth.
The total energy is:
KE + PE = -1/2 ke2 / r = - 1/2 (8.99 x 109)(1.60 x 10-19) / 5.29 x 10-11
This works out to -2.18 x 10-18 J. This is usually stated in energy units of electron volts (eV). An eV is 1.60 x 10-19 J, so dividing by this gives an energy of -13.6 eV. To remove the electron from the atom, 13.6 eV must be put in; 13.6 eV is thus the ionization energy of a ground-state electron in hydrogen.

ELECTRIC POTENTIAL ENERGY

Electric potential energy

From Wikipedia, the free encyclopedia
 
Electric potential energy, or electrostatic potential energy, is a potential energy associated with the conservative Coulomb forces within a defined system of point charges. The term "electrostatic potential energy" is preferred here because it seems less likely to be misunderstood. The reference zero is usually taken to be a state in which the individual point charges are very well separated ("are at infinite separation") and are at rest.[1]:§25-1 The electrostatic potential energy of the system (UE), relative to this zero, is equal to the total work W that must be done by a hypothetical external agent in order to bring the charges slowly, one by one, from infinite separation to the desired system configuration:
U_{\mathrm{E}} = \; W \;.
In this process the external agent is deemed to provide or absorb any relevant work, and the point charge being slowly moved gains no kinetic energy.
Sometimes reference is made to the potential energy of a charge in an electrostatic field. This actually refers to the potential energy of the system containing the charge and the other charges that created the electrostatic field.[1]:§25-1
To calculate the work required to bring a point charge into the vicinity of other (stationary) point charges, it is sufficient to know only (a) the total field generated by the other charges and (b) the charge of the point charge being moved. The field due to the charge being moved and the values of the other charges are not required. Nonetheless, in many circumstances it is mathematically easier to add up all the pairwise potential energies (as below).
It is important to understand that electrostatics is a 18th-19th-century theory of hypothetical entities called "point charges". Electrostatics is categorically not a complete theory of the charged physical particles that make up the physical world, and which are subject to the Heisenberg uncertainty principle and other laws of quantum mechanics.

Electrostatic potential energy stored in a configuration of discrete point charges

The mutual electrostatic potential energy of two charges is equal to the potential energy of a charge in the electrostatic potential generated by the other. That is to say, if charge q1 generates an electrostatic potential \Phi_1(\mathbf r), which is a function of position \mathbf r, then U_E = q_2 \Phi_1(\mathbf r_2). Also, a similar development gives U_E = q_1 \Phi_2(\mathbf r_1) This can be generalized to give an expression for a group of N charges, qi at positions \mathbf r_i:
U_E = \frac{1}{2}\sum_i^N q_i \Phi(\mathbf r_i)
where, for each i value, \Phi(\mathbf r_i) is the electrostatic potential due to all point charges except the one at \mathbf r_i
Note: The factor of one half accounts for the 'double counting' of charge pairs. For example, consider the case of just two charges.
Alternatively, the factor of one half may be dropped if the sum is only performed once per charge pair. This is done in the examples below to cut down on the math.

One point charge

The electrostatic potential energy of a system containing only one point charge is zero, as there are no other sources of electrostatic potential against which an external agent must do work in moving the point charge from infinity to its final location. One should carefully consider the possibility of the point charge interacting with its own electrostatic potential. However, since such a potential at the location of the point charge itself is infinite, this "self-energy" is intentionally excluded from an evaluation of the total (finite) electrostatic potential energy of the system. Moreover, one may argue that since the electrostatic potential due to the point charge itself provides no work in moving the point charge around this interaction is unimportant for most purposes.

Two point charges

Consider bringing a second point charge, q2, into its final position in the vicinity of the first point charge, q1. The electrostatic potential Φ(r) due to q1 is
 \Phi(r_1) = \; k_{\mathrm{e}} \frac{q_1}{r}
where ke is Coulomb's constant. In the International System of Quantities, which has been the preferred international system since the 1970s and forms the basis for the definition of SI units, the Coulomb constant is given by
 k_{\mathrm{e}} = \; \frac{1}{4 \pi \varepsilon_0} ,
where \varepsilon_0 is the electric constant. Hence we obtain,
U_\mathrm{E} = \; \frac{1}{4\pi\varepsilon_0} \frac{q_1 q_2}{ r_{12}}
where r12 is the distance between the two point charges.
The electrostatic potential energy is negative if the charges have opposite sign and positive if the charges have the same sign. Negative mutual potential energy corresponds to attraction between two point charges; positive mutual potential energy to repulsion between two point charges.

Three or more point charges

For three or more point charges, the electrostatic potential energy of the system may be calculated by the total amount of work done by an external agent in bringing individual point charges into their final positions one after another. Thus,
U_\mathrm{E} = \frac{1}{4 \pi \varepsilon_0} \left(\frac{q_1 q_2}{r_{12}} + \frac{q_1 q_3}{r_{13}} + \frac{q_2 q_3}{r_{23}} + \cdots + \frac{q_i q_j}{r_{ij}} \right)
where
q1, q2, ..., are the point charges
rij is the distance between the ith and jth point charges.
NOTE Here, \varepsilon_0 is the relative permittivity of free space. When the charge is in a medium other than free space / air ,the relative permittivity, \varepsilon = k\varepsilon_0, has to be taken into account where k is the dielectric constant of the medium. K is the ratio of the electrostatic force on the charges in free space to the electrostatic force on the charges in the respective medium

Energy stored in an electrostatic field distribution

One may take the equation for the electrostatic potential energy of a continuous charge distribution and put it in terms of the electrostatic field.
Since Gauss' law for electrostatic field in differential form states
\mathbf{\nabla}\cdot\mathbf{E} = \frac{\rho}{\epsilon_0}
where
then,
U = \frac{1}{2}\int \limits_{\text{all space}} \rho(r) \Phi(r)d^3r
 = \frac{1}{2}\int \limits_{\text{all space}} \epsilon_0(\mathbf{\nabla}\cdot{\mathbf{E}})\Phi(r)d^3r
so, now using the following divergence vector identity
 \nabla\cdot(\vec{A}{B}) = (\nabla\cdot\vec{A}){B} + \vec{A}\cdot(\nabla{B})  \Rightarrow (\nabla\cdot\vec{A}){B} = \nabla\cdot(\vec{A}{B}) - \vec{A}\cdot(\nabla{B})
we have
 U = \frac{\epsilon_0}{2}\int \limits_{\text{all space}} \mathbf{\nabla}\cdot(\mathbf{E}\Phi) d^3r - \frac{\epsilon_0}{2}\int \limits_{\text{all space}} (\mathbf{\nabla}\Phi)\cdot\mathbf{E} d^3r
using the divergence theorem and taking the area to be at infinity where \Phi(\infty) = 0
 U = \frac{\epsilon_0}{2}\int \Phi\mathbf{E}\cdot dA - \frac{\epsilon_0}{2}\int \limits_{\text{all space}} (-\mathbf{E})\cdot\mathbf{E} d^3r
 = \int \limits_{\text{all space}} \frac{1}{2}\epsilon_0\left|{\mathbf{E}}\right|^2 d^3r.
So, the energy density, or energy per unit volume of the electrostatic field Energy in electronic elements
Some elements in a circuit can convert energy from one form to another. For example, a resistor converts electrical energy to heat, and a capacitor stores it in its electric field.
The total electrostatic potential energy stored in a capacitor is given by
 U_{\textrm{E}} = \frac{1}{2} CV^2
where C is the capacitance and V is the total electrostatic potential.