Sabtu, 23 Oktober 2010

Riau Bangun Monumen Bahasa

Riau Bangun Monumen Bahasa
 
 
Jumat, 22 Oktober 2010 | 08:27 WIB
 
 
 
google.com
ilustrasi 
 
JAKARTA, KOMPAS.com
      Gubernur Provinsi Riau Rusli Zainal, Kamis, mengatakan, provinsinya dan Kepulauan Riau sepakat membangun monumen bahasa untuk melestarikan bahasa dan budaya Melayu yang menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia.
       Pembangunan monumen adalah untuk melestarikan bahasa Melayu sehingga tidak hilang dengan karena perkembangan zaman," kata Rusli Zainal.
      Ketua Umum Persatuan Masyarakat Riau-Jakarta, Lukman Edy menambahkann, bahasa Melayu berpotensi menjadi bahasa resmi Asia Tenggara (ASEAN) karena hampir semua negara ASEAN menggunakan bahasa ini.Dengan melakukan tur ke berbagai negara ASEAN, diharapkan bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN.
      Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyambut baik dan mendukung sosialiasi Budaya Melayu Riau ini.
         Menurut Jero, budaya Melayu adlaah satu dari sekian banyak budaya yang ada di Indonesia sehingga perlu dilestarikan. Budaya Melayu adalah budaya yang penuh dengan simbol, keluhuran dan menjunjung tinggi etika.Mantan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu I itu menambahkan pagelaran Sosialisi Masyarakat Melayu Riau juga merupakan sosialisasi budaya dan bahasa Melayu Riau ke tingkat Nasional.
          Sosialisi Masyarakat Melayu Riau dihadiri juga 13 duta besar negara sahabat seperti Jepang, Rusia, Slovakia, Libya, Lebanon, Palestina serta sejumlah rombongan turis dari Jepang dan Rusia.
Dalam acara itu juga, dipersembahkan acara budaya unggulan Melayu, yakni Zapin. Zapin merupakan hasanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab.
           Tari Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan dikalangan raja-raja di istana setelah dibawa oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16.

Film 'Eat, Pray, Love' Untungkan Bali

Film 'Eat, Pray, Love' Untungkan Bali
 
 
 
Jumat, 22 Oktober 2010 | 20:46 WIB
 
 
 
KOMPAS/YURNALDI
Perempuan Bali dengan kostum adat Bali, siap menyambut wisatawan.
JAKARTA, KOMPAS.com
     Kasus rabies di Bali yang semakin mengganas dan sudah lebih dari 110 orang meninggal dalam dua tahun terakhir agak tertutupi akhir-akhir ini oleh dampak positif pemutaran film Eat, Pray, Love yang membuat para penonton di Amerika, Eropa, dan Jepang terkesima. Film yang dibintangi Julia Roberts dengan penggambaran Bali yang sangat indah itu mendorong wisatawan berkunjung ke Bali.


Wakil Ketua Umum ASITA Pusat Asnawi Bahar mengatakan hal itu dalam menjawab Kompas soal rabies di Bali yang terus memakan korban jiwa. Jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terus naik. Hal tersebut merupakan dampak positif dari film Eat, Pray, Love sehingga dampak rabies menjadi tak kelihatan. "Namun, dampak rabies itu akan menjadi nyata apabila Pemerintah Provinsi Bali tidak merespons dengan baik," kata Asnawi Bahar, Jumat (22/10/2010) di sela-sela Rapimnas ASITA di Pontianak, Kalimantan Barat.
Asnawi Bahar menjelaskan, menurut laporan ASITA Bali, Pemprov Bali sudah melakukan banyak upaya pencegahan dan itu akan dicermati oleh pemerintah asing dan wisatawan secara positif. Secara umum, kasus rabies di Bali tidak memengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali.
Akan tetapi, bila tidak segera dibenahi, maka diakui hal tersebut akan berdampak negatif untuk jangka panjang. Karena jumlah korban rabies yang melebihi 110 orang terjadi dalam rentang waktu dua tahun belakangan dan tidak terjadi secara bersamaan, pemberitaannya kurang begitu mempengaruhi wisatawan.
"Saya minta informasi ke Dinas Kesehatan Bali. Kondisinya dikatakan tidaklah dalam tahap membahayakan, apalagi terus dilakukan upaya antisipasi, pencegahan," tandasnya.
Wakil Ketua Umum ASITA Pusat itu berharap agar rabies tidak berdampak pada kunjungan wisatawan ke Bali. Ia juga berharap agar anjing-anjing yang berkeliaran dan tanpa pemilik yang jelas di kawasan wisata dieliminasi (dimusnahkan). Sementara itu, anjing-anjing piaraan diberi vaksin.
Sebagai informasi, kasus rabies sangat sensitif bagi wisatawan asing. Namun, Bali diuntungkan karena kasusnya bukan kategori kejadian luar biasa (KLB). Belakangan, Bali juga diuntungkan karena dampak postif film Eat, Pray, Love.

Jumat, 22 Oktober 2010

Ada Kemungkinan Letusan Merapi Eksplosif

Ada Kemungkinan Letusan Merapi Eksplosif
 
 
Jumat, 22 Oktober 2010 | 23:42 WIB



KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Puncak Gunung Merapi.
YOGYAKARTA, KOMPAS.com 
     Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono menyatakan, ada kemungkinan letusan Gunung Merapi kali ini eksplosif dan menyebar ke segala arah.
    Memang selama ini kecenderungan Gunung Merapi adalah membentuk kubah dan setelah itu kubah terbawa bersama dengan semburan awan panas. Tetapi dari catatan sejarah pernah pula terjadi letusan eksplosif dan tidak membentuk kubah terlebih dulu," kata Surono di Yogyakarta, Jumat (22/10/2010) malam.
    Ditemui di sela-sela pembukaan Merapi Volcano Expo 2010 di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta (BPPTK Yogyakarta), ia mengatakan, pada 1930 dan 1931, letusan Gunung Merapi eksplosif dan radius letusan bisa mencapai lebih dari 15 kilometer. "Bahkan untuk hujan abu dalam letusan eksplosif tersebut mencapai Madura dan Malang, Jawa Timur," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pola aktivitas Gunung Merapi memang berbeda dengan pola erupsi 2006, baik dari sisi kegempaan vulkanik yang demikian kuat, maupun dari sisi penggelembungan badan gunung yang juga sangat cepat. "Pola saat ini memang ada kemiripan dengan letusan 1931, yakni peningkatan aktivitas berlangsung cepat dan kekuatan gempa vulkanik lebih besar," katanya.
Surono mengatakan, meski demikian, hal ini hanya merupakan perkiraan skenario karena apa yang akan terjadi dengan letusan Gunung Merapi tidak ada yang dapat memperkirakan, termasuk waktu dan jumlah materialnya. "Sebagai contoh, letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, pada 2007. Saat itu, kegempaan sedemikian kuat dan besar mirip seperti letusan pada 1990 yang eksplosif mencapai radius 10 kilometer.          
     Setelah dalam radius 10 kilometer kami lakukan pengamanan, ternyata pada 2007 letusan hanya kecil sekali dan hanya membentuk kubah," katanya.
Ia mengatakan, apakah Gunung Merapi akan segera meletus dalam waktu dekat ini, pihaknya tidak dapat memastikan. "Yang jelas Merapi tidak akan pernah ingkar janji. Setelah peningkatan aktivitas ini, biasanya diakhiri dengan letusan yang dapat berbentuk guguran kubah dan awan panas atau letusan eksplosif.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Pengusaha Keluhkan Kemacetan

Pengusaha Keluhkan Kemacetan
 
 
Jumat, 15 Oktober 2010 | 19:38 WIB




JAKARTA, KOMPAS
       Sejumlah pengusaha dalam negeri kembali mengeluhkan adanya kemacetan yang terjadi di Jakarta. Ambar Tjahjono, Ketua Umum Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo), menjelaskan, kemacetan di Ibu Kota membuat pertemuan bisnis terganggu.Kami seharusnya akan melakukan rapat anggota Asmindo nasional, namun rapat terpaksa diundur dari jadwal semula pukul 18.00 WIB menjadi pukul 22.00 WIB," ungkap Ambar di lokasi pameran Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta, Jumat (15/10/2010). Menurutnya, banyak anggotanya yang berdatangan dari luar daerah terjebak macet dari bandara menuju lokasi rapat.
      Dari bandara ke dalam kota saja membutuhkan waktu 4 jam, ini kan enggak masuk akal," ungkap Ambar menjelaskan keluh kesahnya.
Kondisi kemacetan tahun ini semakin parah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ia berharap masalah macet ini harus menjadi perhatian pemerintah, terutama saat pameran kelas internasional diselenggarakan.
Banyak buyers akhirnya memilih tinggal di hotel daripada melihat pameran atau bertemu dengan kami," jelasnya.Padatnya arus transportasi Ibu Kota membuat banyak buyers yang diundang memilih berdiam diri di hotel daripada mengunjungi pameran ataupun bertemu dengan pelaku bisnis di dalam negeri, baik untuk penjajakan maupun untuk mengikat kontrak. "Kondisi ini jelas merugikan dan tidak produktif bagi ekonomi Indonesia," tegas Ambar.
Memang, kehadiran buyers asing di pameran TEI 2010 itu sangat didambakan oleh Asmindo, tetapi sulitnya akses transportasi membuat buyers kesulitan menuju lokasi pameran. "Kalau belajar dari Singapura dan Malaysia, tempat pameran mereka bisa dijangkau dengan gampang, baik dengan kereta api maupun dengan bus.
      Salah satu pengunjung TEI 2010 juga ikut merasakan hal serupa. Untuk menuju lokasi pameran dari hotelnya yang ada di Jalan Jayakarta, yang diperkirakan hanya berjarak 3-5 km, membutuhkan waktu 4 jam. "Padahal, kalau jalan kaki itu paling 30 menit," ujar pengunjung yang tidak mau disebut namanya itu.

Jumat, 15 Oktober 2010

Ini Komplotan Perompak Berjimat

Ini Komplotan Perompak Berjimat
 
 
 
Sabtu, 16 Oktober 2010 | 09:05 WIB




Ilustrasi
KOMPAS.com 
     Para penjahat perairan sungai Musi ternyata juga melapisi diri dengan menggunakan jimat berupa benda atau mantra. Apa yang dilakukan Direktorat Kepolisian Perairan (Dit Polair) Polda Sumsel menghadapi hal itu.Komplotan perampok yang identik menggunakan jimat satu per satu berhasil diringkus. Terakhir, petugas berhasil menangkap Amir (22) saat sedang bermain badminton, Kamis (14/10/2010). Meski sempat melakukan perlawanan, namun ia berhasil diringkus. 
     Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabaruddin Ginting melalui Dir Polair AKBP Omad ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan tersebut. Menurutnya, pihaknya merespon laporan dari masyarkat yang mengaku resah karena maraknya peristiwa perampokan di perairan sungai Musi. Apalagi komplotan perompak menggunakan senjata tajam dan senjata api, serta tidak segan melukai korbannya.
      Seorang anggota komplotan perompak yang cukup ditakuti adalah pimpinan Man Jolor. Komplotan yang beranggotakan delapan orang yakni Faisol, Madi Damiri, Samsul, Marlin, Man Jolor, Amir dan Ruslan terkenal sadis. Selain itu mereka juga diketahui memiliki jimat yang dapat membuat mereka kebal dari peluru dan senjatan tajam. 
     Hingga dalam beberapa kali penyergapan yang dilakukan, mereka dapat meloloskan diri. Satu catatan kriminal yakni merompak sebuah kapal motor MS Jasa Musi, yang sedang sandar diperairan 14 Ulu pada 2007 lalu. Mereka berhasil menggondol uang tunai serta barang-barang yang berada di atas kapal, dengan total kerugian sekitar Rp 17 juta.Anggota Dit Polair terus melakukan perburuan terhadap kawanan tersebut. Hasilnya empat orang pelaku berhasil diringkus masing- masing Samsul ditangkap 24 Agustus 2009. Marlin ditangkap Februari 2010, saat ini sudah menjalani hukuman di Rutan Merdeka. 
    Man Jolor, tewas ditembak karena berusaha melukai petugas saat ditangkap. Terakhir Amir ditangkap, Kamis (14/10/2010) saat sedang main badminton di Parit Tiga Desa Sri Tiga Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. Dari Amir, petugas mengamankan barang bukti berbentuk sabuk berwarna hitam, badik, satu senpi rakitar jenis revolver, serta delapan butir amunisi.Sedangkan tersangka lain yakni Faisol, tewas saat baku tembak dengan personel Polres Banyuasin 2008 lalu. Sementara Madi dan Damiri tewas dikeroyok warga, saat melakukan perompakan awal 2009. Saat ini petugas masih melakukan pengejaran terhadap tersangka Ruslan, anggota perompak yang belum tertangkap.
      Kompoltan ini kerap beraksi di perairan Sungai Musi. Selain menggunakan senjata tajam, mereka juga dilengkapi senjata api," ujar AKBP Ombad.Lanjutnya, untuk menjaga keamanan di perairan dan mencegah terjadinya tindak kejahatan. Pihaknya kini terus mengoptimalkan patroli di perairan sungai Musi. Intensitas dan kualitas terus ditingkatkan, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. 
      Sementara itu tersangka Amir ketika dibincangi Sripo, mengakui segala perbuatannya. Menurutnya ia baru satu kali melakukan perompakan pada 2007 lalu, itupun diajak Man Jolor. Dari hasil perompakan, pria yang berkerja sebagai petani ini hanya kebagian Rp 300 ribu. Uang itu ia pergunakan untuk bersenang-senang dengan teman-temannya. 
     Ketika disinggung mengenai jimat yang dipakai, ia mengaku hanya untuk jaga diri. Menurutnya jika memakai jimat tersebut, ia bisa kebal dari senjata tajam dan senjata api.Kompoltan kami semua menggunakan jimat. Orang yang memberikan jimat sudah meninggal pak," ujar Amir singkat.

Ancaman Krisis Pangan Telah Berlalu

Ancaman Krisis Pangan Telah Berlalu




Jumat, 15 Oktober 2010 | 20:58 WIB




JAKARTA, KOMPAS
           Pemerintah mengatakan ancaman krisis pangan telah berlalu. Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamukti mengatakan, dalam lima tahun terakhir tingkat ketersediaan pangan total per kapita Indonesia telah meningkat 0,4 persen per tahun.Cuma, Bayu mengingatkan masyarakat tidak boleh lengah dan harus mempersiapkan langkah untuk menghadapi tantangan ke depan. "Masalah pasti ada tetapi kami tinggal bagaimana mengatasinya," kata Bayu dalam acara diskusi Hari Pangan Sedunia, Jumat (15/10/2010). 
                 Bayu juga menghimbau masyarakat tidak mudah panik walaupun sistem pangan belum optimal. Menurutnya, sistem yang terdiri dari peningkatan produksi dan pengawasan pengadaan pangan saat ini masih bisa diandalkan.Ancaman krisis pangan menjadi momok lantaran perubahan cuaca dan iklim. Pemerintah sempat mencadangkan dana Rp 1 triliun untuk mengatasi kelangkaan bahan pangan terutama saat menjelang puasa dan Lebaran lalu.

Jumat, 08 Oktober 2010

Indonesia Kalah Kelas

Indonesia Kalah Kelas
 
 
 
Sabtu, 09 Oktober 2010 | 00:26 WIB
 
 
JAKARTA, KOMPAS.com
         Striker yang juga kapten tim nasional Indonesia, Bambang Pamungkas (Bepe), menilai, timnya kalah kelas dari Uruguay. Bepe mengaku, dari segi teknik, fisik, dan skill individu, "Merah-Putih" bukanlah tandingan Luis Suarez dan kawan-kawan.
Hal itu berkaitan dengan pertandingan persahabatan antara Indonesia dan Uruguay, yang berakhir 7-1 untuk Uruguay, Jumat (8/10/2010). Bermain di kandang sendiri, Indonesia unggul lebih dulu melalui Boaz Salosa pada menit ke-17. Meski kemudian tertinggal 1-2 sampai akhir babak pertama, Indonesia secara umum  mampu mengimbangi permainan lawan selama periode itu cukup
         Keadaan berubah di babak kedua. Sementara grafik performa Uruguay menanjak, seperti terlihat dengan terciptanya peluang dan penyelesaian akhir yang klinis, Indonesia malah semakin kedodoran dalam hal fisik dan fokus.
Kita kalah kelas, itu pasti. Kita kalah segalanya, teknik, fisik, skill, kita kalah 100 persen," kata Bepe usai pertandingan.
         Di babak pertama kita agak imbang, terutama di 15 menit awal. Tapi setelah itu Uruguay mulai menemukan ritme mereka dan kami tak mampu mengimbangi. Intinya, kita kalah kelas," lanjut pemain Persija Jakarta tersebut.
Di pertandingan uji coba berikutnya, "Merah-Putih" akan bertemu lawan yang lebih seimbang, yakni Maladewa. Rencananya pertandingan akan digelar pada 12 Oktober mendatang di Bandung.

Timnas Jajal Beckham Cs

Timnas Jajal Beckham Cs
 
 
 
Sabtu, 09 Oktober 2010 | 10:28 WIB
 
 
AFP/KARIM JAAFAR
 
David Beckham.
JAKARTA, KOMPAS.com 

          Tim nasional Indonesia dijadwalkan melawan sejumlah lawan tangguh sebagai persiapan menghadapi Piala AFF. Salah satu lawan yang akan dihadapi skuad "Merah Putih" adalah klub Amerika Serikat, LA Galaxy, pada bulan Desember mendatang.
Saat ini masih tahap negosiasi. Mereka kebetulan akan berkunjung ke India. Jadi, saya mengundang mereka datang ke sini.
            Saya menjadwalkan Galaxy datang pada tanggal 9 atau 13 Desember. Mereka datang dengan kekuatan penuh seperti David Beckham dan Landon Donovan. Mungkin agak sedikit sulit karena mereka mengutamakan faktor keamanan," kata Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Iman Arif.
BTN memang menjadwalkan sejumlah laga uji coba melawan tim-tim tangguh demi menggapai ambisi meraih Piala AFF. Laga uji coba pertama yang dihadapi Indonesia saat melawan Uruguay, Jumat (8/10/2010).        Bambang Pamungkas dkk harus menelan kekalahan menyakitkan, 1-7, dari "La Celeste".
           Empat hari kemudian, "Merah Putih" menjajal kekuatan Maladewa yang rencananya digelar di Stadion Siliwangi Bandung. Kemudian pada bulan November, tim nasional akan melakoni tiga laga uji coba lainnya yang akan dilaksanakan pada tanggal 17, 21, dan 24 November.
Namun sejauh ini, baru Timor Leste yang sudah memastikan kesiapannya melawan tim nasional. Rencananya, laga tersebut akan digelar pada tanggal 24. Adapun untuk laga uji coba tanggal 17 November, BTN tengah bernegosiasi dengan Paraguay, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Pantai Gading.
           Memang saat ini, kami masih dalam tahap negosiasi. Kami akan berusaha mendatangkan salah satunya pada tanggal 17. Untuk tanggal 21, Paraguay mungkin bisa datang ke Jakarta. Sebab, mereka akan beruji coba melawan Paraguay pada tanggal 17. China mungkin sebagai alternatif," papar Iman.

Sejak Mula Mestinya "Deponeering"

Pascaputusan MA

Akil: Sejak Mula Mestinya "Deponeering"
Jumat, 8 Oktober 2010 | 15:48 WIB



KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Chandra M Hamzah (kiri) dan Bibit Samad Rianto (kanan).
JAKARTA, KOMPAS.com

Hakim konstitusi, Akil Mochtar, mengatakan bahwa keluarnya putusan Mahkamah Agung yang menolak permohonan peninjauan kembali atau PK terhadap Bibit-Chandra mengakibatkan kondisi semakin karut-marut. Akil sudah menduga penolakan atas kasus tersebut oleh MA.
Sejak semula saya menduga PK itu akan ditolak, maka kasus ini semakin karut-marut karena Anggodo sudah divonis. Konsekuensinya, kasus ini mesti disidangkan," ujar Akil kepada Tribunnews.com, Jumat (8/10/2010).
Menurut Akil, solusi yang tepat adalah deponeering karena sejak semula ada rekayasa. Namun, ia meragukan keinginan kejaksaan untuk mengeluarkan tahapan tersebut.
Namun, apa pemerintah (Jaksa Agung) mau? Menurut saya, enggak akan karena seharusnya kalau mau sejak semula langkah ini sudah diambil. Tapi kan tetap SKP3.
Sebelumnya, majelis hakim di Mahkamah Agung dalam putusannya tidak dapat menerima permohonan PK Surat Ketetapan Penghentian Perkara (SKPP) kasus dugaan pemerasan pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.
Dalam pertimbangannya, Mahkamah Agung mengatakan bahwa permohonan PK Bibit-Chandra tidak memenuhi syarat formal sesuai Undang-undang Nomor 5 tentang MA dalam Pasal 45 huruf a ayat 1.
Pada aturan tersebut, pengajuan PK dinyatakan tidak dapat diajukan melalui tahapan pra peradilan sehingga putusan banding di tingkat pengadilan tinggi adalah putusan inkrah dan tetap. (Tribunnews.com/Willy Widianto)

Rabu, 06 Oktober 2010

ehm...................

jika hari smakin larut q zmakin tringat u...............